Main Article Content

Abstract

Implementasi higher order thinking skills (HOTS) dalam pembelajaran sains di SD sangat diperlukan agar siswa mendapat stimulasi untuk berpikir kritis dan kreatif melalui tugas-tugas eksperimen sains. Tugas-tugas kegiatan belajar mengajar perlu diterapkan dalam proses pembelajaran berorientasi HOTS dengan disesuaikan pada karakteristik perkembangan berpikir siswa SD, kurikulum, dan disesuaikan dengan hakikat IPA sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran IPA berkategori HOTS melalui penerapan pelatihan partisipatif, terdiri atas tahapan analisis kebutuhan peserta pelatihan, pengkajian materi, merancang tugas pembelajaran IPA berkategori HOTS secara kolaboratif. Subjek yang dilibatkan sebanyak 14 guru SD di Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Desain penelitian menggunakan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data yang digunakan adalah tes kemampuan merancang pembelajaran sains di SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru-guru SD dalam merancang pembelajaran sains berkategori HOTS setelah mengikuti pelatihan memiliki skor lebih tinggi daripada sebelum mengikuti pelatihan partisipatif.

Keywords

Pembelajaran IPA pelatihan partisipatif higher order thinking skills (HOTS) guru sekolah dasar

Article Details

How to Cite
Rintayati, P., Syawaludin, A., & Istiyati, S. (2020). Peningkatan Kemampuan Guru Sekolah Dasar Dalam Merancang Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Berkategori Higher Order Thinking Skills (Hots) Melalui Pelatihan Partisipatif. JURNAL PENDIDIKAN DASAR NUSANTARA, 5(2), 202-210. https://doi.org/10.29407/jpdn.v5i2.13543

References

  1. Afandi & Sajidan. 2017. Stimulasi Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Surakarta: UNS Press.
  2. Desstya, A. 2015. Keterampilan Proses Sains dan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (Telaah buku siswa kelas iv sd tema 2 karya sumini). Profesi Pendidikan Dasar, 2(2), 95 - 102.
  3. Fitriyani, R., Haryani, S., Susatyo, EB. 2017. Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 11(2). 1957-1970. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/viewFile/10623/6483
  4. Jumaryati. 2016. Metode Penugasan pada Pelajaran Matematika dan Diskusi pada Pelajaran IPS untuk Meningkatkanhasil Belajar Siswa. Suara Guru: Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora, 2(3).269-275. http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/suaraguru/article/viewFile/2666/1684
  5. Mulyadi, dkk. 2010. Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Lingkungan untuk Perolehan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi di SD. Pontianak: Magister Teknologi Pembelajaran FKIP Untan.
  6. Salamah, U & Mursal. 2017. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Menggunakan Metode Eksperimen Berbasis Inkuiri pada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. 5(1), 59-65.
  7. Syawaludin, A., Poerwanti, J. I. S., Hadiyah. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKPD) IPA berbasis Predict, Observe, Explain (POE) di Sekolah Dasar. Jurnal Didaktika Dwija Indria, 5(1), 1-8. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/10190
  8. Thomas, A. dan Thorne, G. 2009. How to Increase Higher Order Thinking. Online: http://www.cdl.org/articles/how-to-increase-high-orderthinking/
  9. Varadela, IS., Saptorini, Susilaningsih, E. 2017. Pengaruh Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Berbantuan Lembar Kerja Praktikum terhadap Keterampilan Proses Sains. Chemistry in Education. 6(1), 33-39.
  10. Widoyoko, Eko Putro. 2016. Teknik Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.