Main Article Content

Abstract

Dalam keadaan gawat darurat sering kita temukan pasien tidak sadarkan diri di luar rumah sakit yang mengalami henti nafas dan henti jantung. Tingkat ventilasi harus baik ketika memberikan bantuan nafas mouth to mouth dengan memperhatikan penyakit yang menular dari korban. Perawat harus memperhatikan ventilasi ketika terjadi henti nafas. Total kapasitas paru – paru pria lebih besar dari pada wanita. Total kapasitas paru – paru merupakan volume total paru – paru yang merupakan kapasitas vital dan jumlah volume residual. Pada pria rata –rata total kapasitas paru 6,0 liter dan pada wanita 4,2 liter. Kapasitas total paru – paru antara pria dan wanita mempengaruhi jumlah ventilasi yang dihembuskan. Masa kerja menunjukkan seberapa lama seseorang bekerja. Masa kerja dapat mempengaruhi kemampuan perawat dalam melakukan tindakan keperawatan. Dengan mengetahui lama bekerja, maka dapat menilai pengalamannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin dan masa kerja  terhadap kualitas ventilasi. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan jumlah 32 responden. Teknik sampling penelitian ini adalah Non probability sampling (purposive sampling) yaitu perawat di Ruang  Dahlia 1 dan 2 Rumah Sakit X di Kabupaten Blitar. Variabel dependen adalah tingkat ventilasi dan variabel independen adalah jenis kelamin dan masa kerja. Hasil analisis statistik dengan uji chi square menunjukkan ada pengaruh jenis kelamin terhadap  tingkat ventilasi p value 0,001 dan ada pengaruh masa kerja terhadap tingkat ventilasi p value 0,000.

Keywords

Jenis kelamin, Masa Kerja, Tingkat Ventilasi.

Article Details

How to Cite
Santosa, W. R. B., & Gayatri, P. R. (2020). Pengaruh Jenis Kelamin dan Masa Kerja Terhadap Tingkat Ventilasi . Judika (Jurnal Nusantara Medika), 4(2), 126-131. https://doi.org/10.29407/judika.v4i2.15385

References

  1. Berg et al ( 2010). Adult Basic life Support: American Heart Association guidline for cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovascular care. Journal Circulation. 122. S685-S705
  2. Chi et al (2008). Effect of rescuer position on the kinematics of Cardiopulmonary Resuscitation. Journal Resuscitation. 76. (5) . 69-75.
  3. Dahlan (2011). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta. Salemba Medika
  4. Hani (2010). Menejemen personalia dan sumber daya manusia. Yogyakarta.
  5. Henderstierna et al (2005). Functional residual capacity, thoraco abdominal dimension and central blood volume, every general anesthesia with muscle paralysis and mechanical ventilation. Journal Anesthesiology. 62 (2) 247 – 258.
  6. Jaafar et al (2015). Influence of Rescuers’ Jenis kelamin and Indek Massa Tubuh on Cardiopulmonary Resuscitation according to the American Heart Association 2010 Resuscitation Guidelines. Journal Hindawi. Doi. 10.1155
  7. Myklebust et al (2005). Quality of cardiopulmonary resuscitation during in hospital cardiac arrest. JAMA. 59 (3) 132-145.
  8. Pelosi et al (2008). The Effect Of Body Mass On Lung Volumes, Respiratory Mechanics, And Gas Eschange During General Anasthesia.
  9. Permanasari, Maria Angelita (2001). Perbedaan prestasi kerja kariyawan ditinjau dari usia, pendidikan, dan masa kerja. Yogyakarta.
  10. Sayee, et al (2012). What age can school children provider chest compression. BMJ. 10. 234 – 242.
  11. Stepen et al (2003). Nursing organizational behavior. Journal Management. (5) 34 – 42.
  12. Stiell et al (2012). What is the role of chest compression and ventilation during out-of-hospital cardiac arrest resuscitation. Journal Medicine. 40 (4) 1192– 1198
  13. Terry et al (2010). Cardiac Arrest in Special Situations: American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Journal Of The American Heart Association. 122 .(6) .S829-861
  14. Tokics et al (2007).Spontaneous breathing, muscle paralysis, and positive endexpiratory pressure. Journal Anesthesiology. 66 (3). 66 – 78.