Main Article Content

Abstract

Indonesia menduduki urutan ketiga setelah India dan China dalam jumlah penderita TB paru di dunia. Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017. Provinsi Jambi merupakan daerah endemis TB dan angka kasus TB di Puskesmas Pijoan Baru yang tinggi menyebabkan pentingnya mendapatkan penanganan kasus dan pengobatan secara khusus. Data sekunder variable orang, tempat dan waktu belum dikaji secara epidemiologi deskriptif oleh pihak Puskesmas dan peneliti terdahulu. Sehingga perlu dilakukan penelitian ini untuk menggambarkan epidemiologi deskriptif kejadian Tuberkulosis (TB) di Puskesmas Pijoan Baru Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jenis penelitian deskriptif pada bulan Januari-Desember 2019 diambil 40 dengan cara purposive sampling yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Analisa data deskriptif distribusi frekuensi. Tuberkulosis (TB) mayoritas berjenis kelamin laki-laki (67,5%), umur 15-59 tahun (72,5%), terkonfirmasi bakteriologis (75,0%), anatomi paru lebih (92,5%), kasus TB baru (90%), negative HIV (100%), tidak dilakukan pemeriksaan foto toraks (65%) dibandingkan yang dilakukan dan positif TB (35%), OAT kategori 1 (95%), dilakukan pemeriksaan mikroskopis + (75%), belum dilakukan pemeriksaan biakan (72,5%), bertempat tinggal di Kelurahan Tebing Tinggi (70%), mengalami naik turun (fluktuatif) dengan jumlah terbanyak kasus pada bulan April sebanyak 7 kasus. Simpulan, mayoritas laki-laki, berusia produktif (15-59 tahun), diagnosis lebih banyak terkonfirmasi bakteriologis dengan lokasi anatomi paru dan merupakan kasus TB baru serta OAT yang digunakan kategori 1. Keluarahan Tebing Tinggi yang paling padat penduduk dengan banyak kasus TB. Terjadinya naik turun (fluktuatif) kasus TB mulai bulan Januari-Desember 2019.

Keywords

Epidemiologi, Deskriptif, Tuberkulosis

Article Details

How to Cite
Ibrahim, M. M., & Yundri, Y. (2021). Kajian Deskriptif Epidemiologi Kejadian Tuberculosis Di Puskesmas Pijoan Baru Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Judika (Jurnal Nusantara Medika), 5(1), 72-84. https://doi.org/10.29407/judika.v5i1.16301

References

  1. Azizi, F. H., Husin, U. A., & Rusmartini, T. (2015). Gambaran karakteristik tuberkulosis paru dan ekstra paru di BBKPM Bandung tahun 2014. Posiding Penelitian Sivitas Akademika Unsiba, 860–866.
  2. Bakhtiar. (2016). Pendekatan Diagnosis Tuberkulosis Pada Anak Di Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Fasilitas Terbatas. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 16(2), 122–128.
  3. BPS Kabupaten Tanjung Jabung. (2019). Kecamatan Tebing Tinggi 2019. In Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat. CV Suber Sentosa Multimedia.
  4. Darliana, D. (2011). Manajemen Pasien Tuberculosis Paru. Idea Nursing Journal, 2(1), 27–31.
  5. Dinas Kesehatan Kabupaten Jabung Barat. (2017). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Jabung Barat (pp. 1–84).
  6. Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. (2018). Profil Kesehatan Dinas Provinsi Jambi (pp. 1–87).
  7. Hadisaputro, S., Nizar, M., Suwandono, A. (2011). Epidemiologi Manajerial. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
  8. Hartanto, T. D., Saraswati, L. D., & Adi, M. S. (2019). Analisis Spasial Persebaran Kasus Tuberkulosis Paru Di Kota Semarang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 7(4), 719–727.
  9. Hermansyah, H. (2017). Gambaran Penderita Tuberculosis Parudi Wilayah Kerja Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Palembang, 12(1), 63–70.
  10. Inayati. (2016). Nilai Diagnostik Pemeriksaan Mikroskopis Sputum BTA pada Pasien Klinis Tuberkulosis Paru di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta (pp. 102–109). Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keseahtan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
  11. Indah, M. (2018). InfoDatin Tuberculosis. Kementerian Kesehatan RI, 1.
  12. Jasaputra, D. K., Onggowidjaja, P., & Soeng, S. (2010). Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis dengan Teknik PCR menggunakan “Primer X” dibandingkan dengan Pemeriksaan Mikroskopik (BTA) dan Kultur Sputum Penderita dengan Gejala Tuberkulosis Paru. Jurnal Kedokteran Maranatha, 5(1), 7–13.
  13. Jendral, D. P. dan P. P. (2017). Penemuan pasien tuberkulosis. In Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (pp. 1–166).
  14. Najmah. (2015). Epidemiologi: Untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. PT RajaGrafindo Persada.
  15. Naomi, D. A., Dilangga, P., Ramadhian, M. R., & Marlina, N. (2016). Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru Kasus Kambuh pada Wanita Usia 32 Tahun di Wilayah Rajabasa Management of Relapsed Lung Tuberculosis Case of A 32 Years Old Woman in Rajabasa. J Medula Unila, 6, 20–27.
  16. Pratama, R. M., Utomo, B., & Lagiono. (2016). Epidemiologi Spasial Kejadian Tuberkulosis Paru BTA Positif di Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2015. Kesehatan Lingkungan Masyarakat, 35(2), 172–177.
  17. Risti Komala Dewi, R., & Selviana, S. (2019). Analisis Spasial dan Gambaran Kejadian Tuberkulosis Paru pada Masyarakat di Wilayah Perbatasan. Jurnal Vokasi Kesehatan, 5(1), 49. https://doi.org/10.30602/jvk.v5i1.210
  18. Safithri, F. (2017). Diagnosis TB Dewasa dan Anak Berdasarkan ISTC (International Srandard for TB Care). Saintika Medika, 7(2). https://doi.org/10.22219/sm.v7i2.4078
  19. Simbolon, D. R., Mutiara, E., & Lubis, R. (2019). Analisis spasial dan faktor risiko tuberkulosis paru di Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi - Sumatera Utara tahun 2018. Berita Kedokteran Masyarakat, 35(2), 65. https://doi.org/10.22146/bkm.42643
  20. Sugiyono, Puspandhani ME. (2020). Metode Penelitian Kesehatan. Alfabeta.
  21. Werdhani, R. A. (n.d.). Patofisiologi, Diagnosis, dan Klafisikasi Tuberkulosis. Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi Dan Keluarga.
  22. Widoyono. (2011). Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Penerbit Erlangga.
  23. Widyastuti, Setyo Dwi, Riyanto, M. F. (2018). Gambaran Epidemiologi Penyakit Tuberkolusis Paru (TB PARU) di Kabupaten Indramayu. Jurnal Care, 6(2), 102–115.