Main Article Content

Abstract

Demam  tifoid atau disebut  dengan  typhoid  fever  adalah  suatu  sindrom sistemik berat yang secara klasik disebabkan oleh Salmonella typhi. Salmonella typhi merupakan bakteri yang sering bersifat pathogen bagi manusia atau hewan jika didapatkan  melalui  jalur  oral.  Penderita  demam  tifoid  biasanya  dapat  ditemukan kadar hemoglobin rendah atau dapat ditemukan anemia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan adanya bakteri Salmonella typhi dengan kadar hemoglobin pada kasus demam tifoid yang berdampak anemia di RS Kota Kediri. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan rancangan cross sectional, dengan Teknik sampling Purposive sampling dan penelitian  yang dilakukan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin beserta kultur darah.  Penelitian terhadap 38 sampel darah ditemukan hasil negatif bakteri Salmonella typhi dengan kadar hemoglobin normal sebanyak 5 pasien (13,2%), negatif bakteri Salmonella typhi  dengan  kadar  hemoglobin  tidak  normal  sebanyak  3  pasien  (7,9%),  positif bakteri Salmonella typhi dengan kadar hemoglobin normal sebanyak 18 pasien (47,4%), positif bakteri Salmonella typhi dengan kadar hemoglobin tidak normal sebanyak 12 pasien (31,6%). Berdasarkan uji statistik menunjukkan nilai Sig. Sebesar 0,681 yang berarti nilai Sig. >0,05. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan adanya bakteri Salmonella typhi dengan kadar hemoglobin pada kasus demam tifoid sehingga pasien tidak berdampak anemia.


 


 

Article Details

How to Cite
Mu’arofah, B., Kusuma Wardani, S., & Rukmana, S. (2023). Hubungan Adanya Bakteri Salmonella typhi. Dengan Kadar Hemoglobin Pada Penderita Demam Tifoid Yang Berdampak Anemia Di RS Kota Kediri. Judika (Jurnal Nusantara Medika), 7(1), 8-22. Retrieved from https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/akper/article/view/20098

References

  1. Abro, A. H., Abdou, A. M. S., Gangwani, J. L., Ustadi, A. M., Younis, N. J., Hussaini, H. S. 2009. Hematological and biochemical changes in typhoid fever. Pakistan Journal of Medical Sciences [cited 2013 Okt 27]; 25(2): 167, 169.
  2. Aini, Fitratul. 2018. Isolasi dan Identifikasi Shigella sp.. Penyebab Diare Pada Balita. Bio-site. Vol. 04 (1)
  3. Ardiantus, Angga. 2016. Hubungan Hasil Pemeriksaan IgM Salmonella Metode Imunokromatografi Dengan Jumlah Limfosit Pada Pasien Suspek Dema Tifoid Di Rumah Sakit Baptis Kota Kediri. Skripsi. Fakultas Sains, Teknologi dan Analisis. Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata: Kediri.
  4. Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
  5. Asmitra Sembiring., Massita Tanjung., dan Emita Sabri. 2012. Pengaruh Ekstrak Segar Daun Rosela (Hiniscus sabdariffa L.) Terhadap Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Mencit Jantan (Mus muscullus L.) Anemia Strain DDW melalui induksi Natrium Nitrit (NaNO2). Artikel Ilmiah. Universitas Sumatera utara. Hlm 60-65.
  6. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. 2002. Dalam: Jawetz, Melnick, Penyunting Adelberg’s. medical microbiology. Edisi ke-21. New york: Mc Graw-HillCompanies, Hal 217-21.
  7. Centers for Disease Control and Prevationn. Morbidity abd Mortality Weekly Report (MMWR) 2008; 83(6): 49-60.
  8. Christopher M, Parry MB, Tran Thin Tien, et.al. 2002. Typhoid Fever. N Engl J Med, Vol.347(22).
  9. Citrakesumasari. 2012. Anemia Gizi Masalah dan Pencegahannya. Yogyakarta : KALIKA
  10. Cooke FJ, Wain J. 2004. The emergence of antibiotic resistance in typhoid fever. Travel Medicine Infectious Disease 2;67–74.
  11. Darmawan, A. 2017. Identifikasi Bakteri Salmonella sp.. pada Daging Ayam Broiler di Pasar Tradisional Kota Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin: Makassar
  12. Hakim, Lestari Aprilianty. 2011. Isolat bakteri salmonella dan leukosit dari anak-anak penderita diare di puskesmas sindang barang bogor. Institut pertanian bogor: Bogor
  13. Handayani, Ni Putu Dea Pawitri dan Diah Mustiasari. 2017. Karakteristik Usia, Jenis Kelamin, Tingkat Demam, Kadar Hemoglobin, Leukosi dan Trombosit Penderita Demam Tifoid Pada Pasien Anak di RSU Anutapura Tahun 2013. Universitas Tandulako.
  14. Hoffbrand AV. 2013. Kapita selekta hematologi (terjemahan). Edisi ke-6. Jakarta: EGC hlm.20-45.
  15. Kementerian Kesehatan. 2006. Pedoman pengendalian demam tifoid. Jakarta: Kemenkes (diakses pada tanggal 29 November 2019). Kiswari, Rukman. 2014. Hematologi & Transfusi. Jakarta : Erlangga.
  16. Maulita, Riza. Darniati. Mahdi Abrar. 2017. Total Kontaminasi Salmonella sp. Pada Peralatan Pemotongan Unggas di Pasar Lamnyong. Jimvet. 01(3): 504-512
  17. Muktiningsih., F. Kurniadewi, dan Immanuel O.R.P. 2016. Isolasi Amflikasi dan Sekuensing Fragmen 1,9 Kibolasaa Gen Heat Shock Protein 70 Salmonella enterica Serovar Typhi. Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia. Vol 11(1) :32-40
  18. Murray PR, Baron EJ, Pfafter EA, Jenover FC, Yolker RH. 2005. Manual of clinical microbiology. Edisi ke-6. Washington DC: ASM Press
  19. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
  20. Quinn, P. J. B. J. Markey, M.E. carter, W. J. Donnelly, and F.C. leonard. 2002. Veterinary Microbiology and Microbial Disease. Garsinton Road, Oxford, United Kingdom: Blackwell Publishing Company
  21. Raihana, N. 2011. Profil Kultur dan Uji Sensitivitas Bakteri Aerob dari Infeksi Luka Operasi Laparatomi di Bangsal Bedah RSUP DR M. Djamil Padang. Artikel. Program Pasca Sarjana. Universitas Andalas. Padang
  22. Rampengan, T. H. 2007. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC.
  23. RSU Anutapura. 2009. Standar Pelayanan Medis RSU Anutapura. Palu: Rumah Sakit Umum Anutapura Palu.
  24. Rusmana, Djaja., Christine Sugiarto., Rinda Harpania Pritanandi.
  25. 2013. Gambaran Gejala Klinik, Hemoglobin, Leukosit, Trombosit dan Uji Widal Pada