Penggunaan Teks Tertulis Cerita Wara Kesthi dalam Pementasan Ketoprak Siswo Budoyo

The Use of Written Texts of the Wara Kesthi Story in the Performance of Ketoprak by Siswo Budoyo

Authors

  • Endang Waryanti Universitas Nusantara PGRI Kediri
  • Mochamad Muarifin Universitas Nusantara PGRI Kediri
  • Encil Puspitoningrum Universitas Nusantara PGRI Kediri
  • Lucky Audrylya Mahatan Universitas Nusantara PGRI Kediri

DOI:

https://doi.org/10.29407/jbsp.v6i2.19195

Keywords:

Cerita Rakyat, Kethoprak Jawa, Wara Kesthi

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya melimpah dan jenis yang beragam. Masing-masing daerah memiliki budaya yang menjadi ciri khas suatu wilayah. Salah satu bentuk kekayaan budaya daerah adalah drama. Pada masyarakat Jawa, kesenian drama banyak dipentaskan yaitu dalam kesenian ketoprak. Lakon atau cerita yang dimainkan dalam pementasan ketoprak juga beragam. Salah satu lakon atau cerita yang dipentaskan dalam kesenian ketoprak adalah Wara Kesthi yang menjadi objek penelitian pada artikel ini. Masalah yang diteliti adalah penggunaan teks tertulis dalam pementasan lakon atau cerita Wara Kesthi yang dipentaskan oleh Siswo Budoyo. Tujuanya adalah untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam teks tertulis cerita Wara Kesthi. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan observasi kemudian dicatat. Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dideskripsikan untuk dijadikan data sekunder pada penelitian ini. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah unsur intrinsik cerita Wara Kesthi yang meliputi pengertian drama, tipe drama, tema, plot, latar atau setting, penokohan dan perwatakan, dimensi percintaan, dramatisasi konflik, teknik dialog, gaya dan bahasa.

References

Asmara, Adhy. 2008. Apresiasi Drama. Cetakan V. Bandung: CV. Nur Cahaya.

Boulton, Marjorie. 1960. The Anatomy of Drama. London: Pout Ledge & Kegan Paul Ltd.

Effendi, S. (ed). 2009. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian. Edisi Kedua. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hadimadja, Aoh K. 2001. Seni Mengarang. Cetakan III. Jakarta: Pustaka Jaya.

Harymawan, RMA. 2004a. Dramaturgi I. Yogyakarta: Konservatori Tari Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hudson, William Henry. 1960. An Intoduction To The Study of Literature. London Toronto Wellington Sydney: George G. Harrap & Co. Ltd.

Kenney, William. 1966. How to Analyze Fiction. New York: Monarch Press.

Koentjaraningrat. 2002. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Cetakan V. Jakarta: PT. Gramedia.

Lubis, Mohtar. 2009. Teknik Mengarang. Cetakan V. Jakarta: Kurnia Esa.

Nasution, JU. 1963. Sanusi Pane. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Oemaryati, Boen S. 1971. Bentuk Lakon dalam Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Sumardjo, Jakob. 2004. Memahami Kesustraan. Cetakan X. Bandung: Alumni.

Surahmad, Winarno. 2005. Dasar dan Teknik Research: Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: CV. Tarsito.

Stanton, Robert 1965. An Introduction to Fiction. New York: Halt Reinhart & Winston. Inc.

Sutjipto, FA. dan Wijaya. 2007. Kelahiran dan Perkembangan Ketoprak Teater Rakyat Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Proyek Pembinaan Kesenian Direktorat Pembinaan Ditjen Kebudayaan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tarigan, Henry Guntur. 2010. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Cetakan X. Bandung: Angkasa.

Tumini, 1986. “Cerita di Balik Keteranan Dalang Ki Narto Sabdho: Sebelum Meninggal Dibacakan Serat Kalatida”. Kartini. Nomor (290). Jakarta.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1956. Theory of Literature. New York: Harcourt Brace & World Inc.

Downloads

PlumX Metrics

Published

2022-12-16

How to Cite

Waryanti, E. ., Muarifin, M., Puspitoningrum, E., & Mahatan, L. A. (2022). Penggunaan Teks Tertulis Cerita Wara Kesthi dalam Pementasan Ketoprak Siswo Budoyo: The Use of Written Texts of the Wara Kesthi Story in the Performance of Ketoprak by Siswo Budoyo. Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, Dan Pengajaran, 6(2), 104–129. https://doi.org/10.29407/jbsp.v6i2.19195

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2