Reduksi Superioritas Barat dalam Alih Wahana Novel Gerbang Dialog Danur Karya Risa Saraswati dan Film “Danur; I Can See Ghost” Karya Awi Suryadi
Reduction of Western Superiority in the Adaptation of the Novel 'Gerbang Dialog Danur' by Risa Saraswati and the Film 'Danur: I Can See Ghost' by Awi Suryadi
Abstract
Selama ini karya sastra horor kerap dipandang sebelah mata. Sastra horor juga sering disebut sebagai karya picisan dengan bumbu seks di sana-sini. Jalinan cerita pada sastra horor dianggap tidak masuk akal dan hanya memberi efek ketakutan. Padahal jika diteliti lebih dalam, sastra horor dapat memberi sumbangan bagi perkembangan sastra. Gerbang Dialog Danur (2015) karya Risa Saraswati merupakan novel bergenre horor populer yang mendekonstruksi konsep hantu sebagai makhluk menyeramkan dan pengganggu. Di awal tahun 2017, novel ini diadaptasi ke dalam film berjudul “Danur: I Can See Ghost” oleh Awi Suryadi. Usai diangkat ke layar putih, ada beberapa perbedaan antara karya asal dengan hasil adaptasi. Dalam novel, beberapa tokoh hantu Belanda dikisahkan secara jelas oleh pengarang. Namun setelah dialihwahanakan, setidaknya hanya tiga hantu Belanda yang ditampilkan. Kemunculan mereka pun terbilang jarang, bahkan masa lalu ketiganya tidak digambarkan secara utuh. Sementara hantu lokal yang sebelumnya tampil inferior dalam novel, berubah menjadi superior dalam film. Peniadaan dan pengurangan jumlah hantu Belanda, kemunculan hantu pribumi yang lebih dominan, serta perubahan sifat hantu lokal dalam film adaptasi, memperlihatkan adanya pergeseran superioritas yang sebelumnya menempatkan hantu Belanda sebagai pihak yang berkuasa. Hal ini menunjukkan adanya ‘ruang’ yang diberikan bagi hantu pribumi dalam karya adaptasi, yang sebelumnya didominasi oleh hantu Belanda di dalam novel. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori alih wahana dan poskolonial guna memperlihatkan representasi Barat dan Timur yang tergambar pada tokoh hantu Belanda dan Indonesia di dalam novel maupun film adaptasi, melihat makna yang terdapat di balik pengurangan jumlah tokoh, penambahan adegan dalam film, serta perubahan sifat tokoh hantu Belanda dan Indonesia di dalam film sebagai hasil dari proses alih wahana.
References
Ashcroft, Bill, Gareth Griffiths, dan Hellen Tiffin. 1998. The Post-Colonial Studies Reader. London dan New York: Routledge.
Carrol, Noel. 1990. The Philosophy of Horror: Paradoxes of The Heart. New York & London: Routledge.
Charles. 2015. Tokoh dan Penokohan Peter, William, Hans, Henrick, dan Janshen dalam Novel Danur karya Risa Saraswati; Sebuah Penelitian Unsur Intrinsik. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Damono, Sapardi Djoko. 2014. Alih Wahana. Jakarta: Editum.
Dewi, I Dewa Ayu Diah Cempaka. 2015. Superioritas Barat dalam Novel L’amant karya Marguerite Duras. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Faruk. 2007. Belenggu Pasca-Kolonial Hegemoni dan Resistensi dalam Sastra Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Haryatmoko. 2016. Membongkar Rezim Kepastian: Pemikiran Kritis Post-Strukturalis. Yogyakarya: Kanisius
Kayam, Umar. 1981. Seni, Tradisi, Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan.
Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Poskolonialisme Indonesia; Relevansi Sastra. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.
Sianipar, Gading. “Mendefinisikan Pascakolonialisme? Pengantar Menuju Wacana Pemikiran Pascakolonialisme” dalam Sutrisno, Mudji dan Hendar Purtanto (ed.). 2004. Hermeneutika Pascakolonial Soal Identitas. Yogyakarta: Kanisius.
Copyright (c) 2022 Erawati Dwi Lestari
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
The authors publishing in this journal agree to the following terms:
- Copyright for any article is retained by the author(s).
- The author grants the journal first publication rights with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
- Articles and related materials published are distributed under the Lisensi Internasional Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0