Main Article Content

Abstract

Latar Belakang: Keputihan dapat disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat, seperti mencuci vagina dengan air yang tidak bersih, menggunakan cairan pembersih vagina yang berlebihan, cara mencuci alat genitalia yang salah, stress yang berkepanjangan, penggunaan bedak talc/tisu dan sabun dengan pewangi pada daerah vagina, serta sering memakai atau meminjam barang-barang seperti perlengkapan mandi yang memudahkan penularan keputihan. Masalah keputihan masih sangat tinggi, peranan petugas kesehatan sangat diperlukan untuk menjelaskan kepada remaja tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap keputihan, sehingga remaja memahami masalah keputihan dan tidak akan menjadi keputihan yang berakibat fatal. adapun program pemerintah yang harus dijalankan yaitu melakukan screening keputihan pada remaja.


Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas VIII di SMPN 4 Kediri. Sampel dari penelitian ini adalah Siswi kelas VIII SMPN 4 Kediri yang bersedia menjadi responden serta tidak sedang sakit.


Hasil Penelitian: 41 responden (50,6%) memiliki pengetahuan cukup terhadap keputihan dan terdapat 46 responden (56,8%) memiliki sikap cukup terhadap keputihan.


Kesimpulan: ada hubungan tingkat pengetahuan siswi kelas VIII dengan sikap dalam menghadapi keputihan di SMPN 4. Besar nilai coeffecient correlation didapat sebesar (r) 0,589 termasuk dalam kategori tingkat hubungan sedang.

Article Details

How to Cite
Mulazimah. (2022). HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI KELAS VIII TERHADAP KEPUTIHAN. Judika (Jurnal Nusantara Medika), 5(2), 37-46. https://doi.org/10.29407/judika.v5i2.17432

References

  1. Azwar. 2013. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Jogyakarta: Pustaka Pelajar
  2. Andira, Dita. 2010. Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Remaja.Yogyakarta. Ar-Ruzz Media
  3. Idhawati, C. 2011. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. K dengan Leukorea Candidiasis Vulvovaginalis Di Ruang KIA Puskesmas Sawit I. Surakarta. Akbid Mamba’ul Ulum
  4. Iskandar SS. 2011. Awas Keputihan Bisa Mengakibatkan Kematian dan Kemandulan. Jakarta
  5. http//www.mitrakeluarga.com.keputihan
  6. Diakses tanggal 11 November 2020. Jam 12.00.
  7. Kemenkes RI. 2012. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja, Jakarta.
  8. Kusmiran. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika
  9. Kartika, 2013.
  10. Karyati, A. 2014. Korelasi Antara Perilaku Vulva Higiene dengan Kejadian Keputihan pada Mahasiswi Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.Universitas Tanjungpura.Pontianak
  11. Mubarak. 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
  12. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
  13. Notoatmodjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineke Cipta
  14. Octaviana. 2013. Fakta Tentang Keputihan. www.wikipedia.com/fakta/tentang/keputihan/ Diaksespada 11 November 2020.
  15. Sulistyaningsih. 2011. Metode Penelitian Kebidanan Kualitatif Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
  16. Sulistianingsih, R., Djarot, H. S, Wahyuni, D. 2011. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) tentang Keputihan Fisiologis dan Patologis di Lapas Wanita Kelas IIA Kota Semarang. Semarang: Jurnal Kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang.
  17. Setyana, W. A. 2013. Analisis Faktor Eksogen Non-infeksi yang Mempengaruhi Kejadian Keputihan pada Mahasiswi di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Purwokerto: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.