Optimasi Rasio Campuran Jeruk Nipis, Belimbing Wuluh, dan Tanah Liat untuk Meningkatkan Kinerja Baterai Organik Galvani

Authors

  • Paulus Pius Pora Dosi Universitas Negri Mando
  • Moh Fikri Pomalingo Universitas Negeri Manado
  • Lenie ratang Universitas Negri Mando

DOI:

https://doi.org/10.29407/jmn.v8i2.22333

Keywords:

Aki organik, Jeruk Nipis, belimbing wuluh, elektrolit alami, energi alternatif

Abstract

Bahan organik seperti jeruk nipis (Citrus aurantifolia), belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), dan tanah liat memiliki kandungan asam serta ion alami yang berpotensi digunakan sebagai elektrolit pada sistem sel galvanik. Berbagai penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa buah-buahan dapat menghasilkan tegangan listrik, namun stabilitas, durabilitas, dan komposisi optimal elektrolit organik belum banyak dikaji secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi campuran jeruk nipis–belimbing wuluh–tanah liat sebagai elektrolit ramah lingkungan untuk bio-battery berdaya rendah. Sebanyak 27 sampel jeruk nipis pada tiga tingkat kematangan diuji tingkat keasamannya menggunakan pH meter. Empat variasi komposisi elektrolit—1:1, 1:2 (jeruk nipis lebih sedikit), 2:1 (belimbing wuluh lebih sedikit), dan 1:2 dengan dominasi tanah liat—diuji selama 15 hari menggunakan elektroda tembaga (katoda) dan seng (anoda). Tegangan, arus, dan energi listrik diukur setiap 24 jam menggunakan multimeter digital. Komposisi terbaik diterapkan pada prototipe aki organik dan diuji pada lampu LED dengan pengukuran intensitas cahaya menggunakan lux meter. Jeruk nipis setengah matang memiliki keasaman terendah (pH 1,54) dan dipilih sebagai elektrolit utama. Komposisi 1:2 dengan jeruk nipis lebih sedikit menghasilkan kinerja terbaik selama sembilan hari pertama dengan tegangan maksimum 0,75 V, arus 24,14 mA, dan energi 1,089384 J pada hari pertama. Penurunan performa signifikan terjadi setelah hari ke-10 akibat degradasi bahan organik dan pengeringan media. Prototipe mampu menyalakan lampu LED dengan intensitas awal 212 lux, namun berhenti bekerja pada hari ke-12. Campuran jeruk nipis, belimbing wuluh, dan tanah liat memiliki potensi sebagai elektrolit organik ramah lingkungan untuk aplikasi berdaya rendah. Meskipun demikian, masa operasi efektif hanya sekitar 10 hari sehingga diperlukan upaya peningkatan stabilitas elektrolit dan pengendalian kelembapan untuk pemanfaatan jangka panjang.

Downloads

Download data is not yet available.
Abstract views: 0 , PDF downloads: 0

References

[1] S. J. Andini and Heriansyah, “PENGARUH WAKTU FERMENTASI TERHADAP KELISTRIKAN BIO-BATERAI PADA LARUTAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.),” Lab. J. J. Lab. Sains Terap., vol. 1, no. 1, 2024.

[2] P. W. Parama, I. D. M. Sukrama, and S. A. Handoko, “Uji efektifitas antibakteri ekstrak buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans in vitro,” vol. 3, no. 1, pp. 45–52, 2019.

[3] S. W. Suciyati et al., “Analisis Jeruk dan Kulit Jeruk sebagai Larutan Elektrolit terhadap Kelistrikan Sel Volta,” J. Teor. dan Apl. Fis., vol. 4, no. 2, pp. 36–50, 2019.

[4] N. Suhaeni, Petunjuk Praktis Menanam Jeruk. Bandung: Nuansa Cendekia, 2016.

[5] M. F. Pomalingo et al., “Karakteristik Fisik Dan Listrik Belimbing Wuluh Untuk Pembuatan Aki Organik,” Steam Eng., vol. 4, no. 1, pp. 70–76, 2022, doi: 10.37304/jptm.v4i1.5630.

[6] K. R. Muske, C. W. Nigh, and R. D. Weinstein, “A Lemon Cell Battery for High-Power Applications,” J. Chem. Educ., vol. 84, no. 4, p. 635, Apr. 2007, doi: 10.1021/ed084p635.

[7] M. Obaid, “Comparative bioelectricity generation from waste citrus fruit using a galvanic cell , fuel cell and microbial fuel cell,” vol. 26, no. 3, pp. 90–99, 2015.

[8] I. W. Suriana, I. Ayu, D. Giriantari, W. Gede, and I. N. Setiawan, “Citrus Peel Waste as an Electrolyte Solution for Energy Storage in Bio- Batteries,” vol. 7, no. 2, 2025.

[9] A. Rahmiati, S. Darmawati, and A. H. Mukaromah, “Daya Hambat Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh( Averrhoa bilimbi L ) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis Secara In Vitro,” Pros. Semin. Nas. Publ. Hasil-Hasil Penelit. dan Pengabdi. Masy., no. 30 September 2017, pp. 669–674, 2017, [Online]. Available: http://repository.unimus.ac.id/1203/

[10] S. Suryaningsih, “BELIMBING WULUH (Averrhoa Bilimbi) SEBAGAI SUMBER ENERGI DALAM SEL GALVANI,” J. Penelit. Fis. dan Apl., vol. 6, no. 1, p. 11, 2016, doi: 10.26740/jpfa.v6n1.p11-17.

[11] N. R. Pujiarini and S. Sudarti, “Potensi Energi Listrik Dan Tingkat Keasaman Pada Buah Jeruk Nipis Dan Belimbing Wuluh,” JFT J. Fis. dan Ter., vol. 8, no. 1, p. 44, 2021, doi: 10.24252/jft.v8i1.21171.

[12] Y. Hakimah, “Analisis kebutuhan listrik dan penambahan pembangkit listrik,” J. DESIMINASI Teknol., vol. 7, no. 2, pp. 1689–1699, 2019.

[13] D. S, J. George, N. Gomez, S. Sreedharan, and U. N, “A Comparative Study of Fruit Battery Voltages with Different Types of Fruits using Different Electrode Combinations,” Int. J. Adv. Res. Sci. Commun. Technol., pp. 258–263, Apr. 2021, doi: 10.48175/IJARSCT-1014.

[14] G. Rumbino, L. Maniambo, M. Soll, and G. Dirgantari, “PERFORMANCE ENHANCEMENT OF BIOBATTERY FROM TROPICAL ALMOND PASTE USING ACETIC,” vol. 13, no. 1, pp. 99–105, 2023.

Downloads

PlumX Metrics

Published

2025-12-29

How to Cite

[1]
“Optimasi Rasio Campuran Jeruk Nipis, Belimbing Wuluh, dan Tanah Liat untuk Meningkatkan Kinerja Baterai Organik Galvani”, JMN, vol. 8, no. 2, pp. 198–212, Dec. 2025, doi: 10.29407/jmn.v8i2.22333.

Similar Articles

31-40 of 41

You may also start an advanced similarity search for this article.

Most read articles by the same author(s)