Model Hybrid Learning Indoor And Outdoor Untuk Meningkatkan Layanan Interaksi Sosial Penyandang Disabilitas Usia Dini

Isi Artikel Utama

Endang Pudjiastuti Sartinah
Sri Joeda Andajani
Pamuji
Ach. Sudrajad Nurismawan

Abstrak

Penelitian pengembangan ini secara khusus bertujuan untuk menguji kelayakan produk model hybrid learning indoor and outdoor dalam meningkatkan layanan interaksi sosial penyandang disabilitas usia dini bagi pendidik taman kanak-kanak. Penelitian pengembangan ini menggunakan desain model Educational Research Development dari Gall, Gall & Borg (2003). Dalam penerapan penguji kelayakan produk dilakukan melalui uji ahli dan kepraktisan. Pengumpulan data yang diperoleh dari uji ahli dan kepraktisan dianalisis dengan menggunakan teknik presentase. Selanjutnya hasil ketepatan dari model hybrid learning indoor and outdoor dikemas dalam jaringan web agar setiap saat dapat digunakan serta sifatnya fleksibel melalui inovasi belajar dari setiap daerah, khusus untuk memberikan layanan interaksi sosial penyandang disabilitas usia dini. Berdasarkan uji tingkat kelayakan model dari penilaian 2 ahli PAUD dan PLB menyatakan bahwa produk model hybrid learning indoor and outdoor untuk meningkatkan layanan interaksi sosial penyandang disabilitas usia dini bagi pendidik TK inklusif dapat digunakan untuk ujicoba, setelah direvisi.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Rincian Artikel

Bagian
Artikel
##submission.authorBiography##

##submission.authorWithAffiliation##

Universitas Negeri Surabaya

Referensi

Aishworiya, R., & Kang, Y. Q. (2021). Including children with developmental disabilities in the equation during this COVID-19 pandemic. Journal of autism and developmental disorders, 51(6), 2155-2158.

Arsyad, A. (2004). Media pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Barton, E. E., Choi, G., & Mauldin, E. G. (2019). Teaching sequences of pretend play to children with disabilities. Journal of Early Intervention, 41(1), 13-29.

Canney, C., & Byrne, A. (2006). Evaluating Circle Time as a support to social skills development–reflections on a journey in school‐based research. British Journal of Special Education, 33(1), 19-24.

Chadwell, M. R., Roberts, A. M., & Daro, A. M. (2020). Ready to teach all children? Unpacking early childhood educators’ feelings of preparedness for working with children with disabilities. Early Education and Development, 31(1), 100-112.

Gall, Gall and Borg, W.R. 2003. Educational Research: An Introduction. London: Longman, Inc.

Hallahan, D.P. and Kauffman, J. M. 1991. Exceptional Children Introduction to Special Education. New Jerssey: Prentice Hall Inc.

Hannafin, M.J. & Peck, K.L. 1988. The design, development, and evaluation of instructional software. New York: Mc Millan Publishing Company.

Irvan, M. (2020). Urgensi Identifikasi dan Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus Usia Dini. Jurnal Ortopedagogia, 6(2), 108-112.

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

McCollow, M. M., & Hoffman, H. H. (2019). Supporting social development in young children with disabilities: Building a practitioner’s toolkit. Early Childhood Education Journal, 47(3), 309-320.

Monks, F. J, AMP Knors., & Siti Rahayu Hadinoto. 1998. Psikologi Perkembangan. Gajah Mada Unersity Press, Yogyakarta.

Purdue, K. (2009). Barriers to and facilitators of inclusion for children with disabilities in early childhood education. Contemporary Issues in Early Childhood, 10(2), 133-143.

Roesminingsih, M. V., & Susarno, L. H. (2011). Teori dan praktek pendidikan. Surabaya: Lembaga Pengkajian Dan Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP Unesa.

Suryaningrum, C., Ingarianti, T. M., & Anwar, Z. A. (2016). Pengembangan model deteksi dini anak berkebutuhan khusus (ABK) pada tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) di kota Malang. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 4(1), 62-74.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas.