Pengembangan Media Google Site dalam Bimbingan Klasikal di SMAN 1 Sampung

Isi Artikel Utama

Bambang Setyawan

Abstrak

Pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media bimbingan klasikal yang dapat diakses melalui smartphone dan memenuhi unsur-unsur kelayakan melalui uji coba ahli pengguna, dan uji coba lapangan. Selain itu, melalui kegiatan pengembangan ini, diharapkan juga dapat memberikan konten internet yang positif. Model pengembangan mengadaptasi konsep ASSURE, yaitu melalui langkah-langkah: menganalisis karakteristik peserta didik, standar dan tujuan, memilih strategi-teknologi-media dan bahan, menggunakan teknologi, media dan bahan, memerlukan partisipasi peserta didik, mengevaluasi dan merevisi. Uji kelayakan, berdasarkan konsep ACTIONS, menghasilkan skor 317 dengan skor maksimum 340, tingkat kelayakan mencapai 93%. Sedangkan dari uji lapangan yang dilakukan di kelas XII IPA 1 dengan fokus utama pengamatan terhadap indikator perilaku keaktifan, skor total 1417 dengan skor maksimum 1450, tingkat aktivitas adalah 97,72%. Berdasarkan hasil uji ahli oleh guru BK yang sudah bersertifikat pendidik dan data hasil uji lapangan, ditemukan bahwa media web google site diterima dan cocok sebagai media bimbingan klasikal. Untuk mendapatkan manfaat yang lebih luas disarankan menyusun media untuk konten materi lainnya.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Rincian Artikel

Bagian
Artikel

Referensi

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bhakti, Caraka Putra & dkk, 2018, Blended Learning: Metode Alternatif Dalam Layanan Bimbingan Klasikal, Prosiding Online seminar nasional dan Workshop Bimbingan dan konseling 2018 UNISKA.

Bangun, Br Nurita dan Saragih, A Hasan. 2015. Pengembangan Media Web Bimbingan Konseling. Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Vol 2, No 1, Juni 2015, p-ISSn: 2355-4983; e-ISSN: 2407-7488. Diakses pada tanggal 7 Agustus 2019 pada laman https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/teknologi/article/view/3285/2953.

Bates, A.W. (1995) Technology, open learning and distance education. London: Routledge.

Google site. sagusanove sites. diakses pada 7 Agustus 2019, dari https://sites.google.com/view/sitessagusanov/beranda.

Google site. tutorial site .diakses pada 7 Agustus 2019, dari https://Site.google.com/site/tutorialSiteums/definisi.

Heinich, R., Molenda, M., dan Russel, J. (2005). Instructional Technology and Media of Learning. New Jersey: Meril Prentice Hall.

Kemendikbud, 2016. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas (SMA). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Kemendikbud. 2016. Pedoman BK Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Kemendikbud. 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rakhmawati, Dini. 2017. Konselor Sekolah Abad 21: Tantangan dan Peluang. Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 3 No. 1 (Januari-Juni 2017) Print ISSBN 2460-1187, Online ISSBN 2503-281X. Diakses pada tanggal 7 Agustus 2019 melalui laman https://jurnal.umk.ac.id/index.php/gusjigang/article/download/1067/1065

Rudi, S., & Cepi, R. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Sanjaya, Wina (2008). Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Bandung: Kencana.

Susana, Tjipto. 2012. Kesetiaan pada Panggilan di Era Digital. Orientasi Baru. Vol. 21. No. 1. Hal. 55-78.

Zimoek, 2016, School Counseling Classroom Guidance: Prevention, Accountability, and Outcomes, Counseling and Professional Identitiy, America.