Abstrak
Karya tulis ini mengkaji ilmu secara teoritik dengan metode kepustakaan yang bertujuan memberikan wawasan tentang aktivitas permainan tradisional berbasis neurosains learning sebagai pendidikan karakter untuk anak tunalaras dengan gangguan perilaku, emosi, dan sosial. Kondisi fisiologis anak gangguan perilaku, emosi, dan sosial pada dasarnya memiliki disfungsi sistem syaraf pusat sehingga timbul respon psikologis berupa perilaku yang cenderung menyimpang seperti gangguan kepribadian dan interaksi sosial. Permainan tradisional berbasis neurosains learning mengembangkan unsur pembelajaran berbasis masalah, simulasi dan permainan peran, diskusi aktif, tampilan visual, iklim positif. Permainan tradisional sebagai salah satu bentuk terapeutik karena memuat nilai-nilai pendidikan karakter sesuai kurikulum 2013 diantaranya karakter religious, nasionalis, integritas, mandiri, gotong royong. Permainan tradisional mengandung unsur aktivitas fisik, sehingga dimungkinkan berpengaruh terhadap sekresi hormone yang memicu perbaikan mood anak. Dampak dari hal tersebut, akan berpengaruh terhadap kondisi perilaku, emosi, dan sosial anak.Berkaitan dengan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas permainan tradisional berbasis neurosains learning dapat digunakan sebagai optimalisasi pendidikan karakter untuk anak dengan gangguan perilaku dan emosional.
Referensi
Aini Mahabbati. (2013). OrtodidaktikAnak Tunalaras. Materi Perkuliahan. Yogyakarta: PLB FIP Universitas Negeri Yogyakarta. Tidak diterbitkan.
Akmarawita Kadir (2012). Perubahan Hormon Terhadap Stress. Materi Perkuliahan. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Andri Kusumawardhani (2007). The Neurobiology of borderline Personality Disorder: Biological Approach in impulsive and Aggressive Behaviour. Maj. Kedokt. Indon, Volum: 57, No. 4. April 2007. Hlmn. 124.
Alex Agboola dan Kaun Chen Tsai. (2012). Bring Character Education into Classroom. European Journal Of Educational Research.Vol. 1, No. 2, Pages 163-170.
Berkowitz, M. W., & Hoppe, M. (2009). Character Education and Gifted Children. High Ability Studies. Journal Of Educational No20 (Vol.2), 131-142.
Dale H. Schunk. (2012). Learning Theories: an Educational Perspective. Terjemahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Erick Burhaein. (2017). Optimization of game character education based on traditional physical education of children with behaviour and emotional problemsthrough learning model quantum learning(neuro learning and psychology learning). Proceeding International Conferencere ADRI. Vol. IV. Page 27
Hakimeh Akbari, dkk. (2009). The Effect of Traditional Games in Fundamental Motor Skill Development in 7-9 Year Old Boys. Iranian Journal of Pediatrics, Volume 19 (Number 2), June 2009, Pages: 126.
Hallahan, dkk. (2009). Exceptional Learners an Introduction toSpecial Educational 11th. Boston: Allyn & Bacon.
I.G.A.K Wardani, dkk. (2007). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Bandung: UPI
Jennifer I. Gapin , dkk (2011). The Effects ff Physical Activity on Attention Deficit Hyperactivity Disorder Symptoms: The evidence. Journal Preventive Medicine. Vol. 52. No. 70. Pages 1-8
Kemendikbud. (2016). Konsep Dasar Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Laurale Sherwood (2013). Introduction to Human Physiology. Terjemahan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Maya Bialik, dkk. (2015). Character Education for the 21st Century:What Should Students Learn?. Boston: Massachusetts.
Nandiyah Abdullah. (2013). Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013. Hlmn 6.
Pamuji Sukoco. (2016). Pengembangan Permainan Tradisional dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Jurnal Penjas Indonesia. Vol. 12 No. 1. Hlmn. 4
Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025. Jakarta.
Rachmah Laksmi Ambardini. (2009). Pendidikan Jasmani dan Prestasi Akademik: Tinjauan Neurosains. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Volume 6, No. 1, April 2009. Hlmn.68
##submission.copyrightStatement##