Inventaris Cagar Budaya Kecamatan Badas, Ngampeng Rejo, Ngrogol dan Gurah Kabupaten Kediri

Authors

  • Heru Budiono Universitas Nusantara PGRI Kediri
  • Sigit Widiatmoko Universitas Nusantara PGRI Kediri
  • Agus Budianto Universitas Nusantara PGRI Kediri
  • Zainal Afandi Universitas Nusantara PGRI Kediri

DOI:

https://doi.org/10.29407/ja.v1i2.11742

Keywords:

Cagar Budaya, Kabupaten Kediri

Abstract

 

Potensi Warisan Budaya bendawi di Kabupaten Kediri adalah saksi dari perjalanan panjang sejarah Kabupaten Kediri dari masa ke masa. Sebagai saksi sejarah, seni Warisan Budaya merupakan rekaman sejaman dari peristiwa-peristiwa sejarah di Kabupaten Kediri. Sebagai rekaman sejarah (historical record), rusak, berubah terlebih lagi musnahnya potensi Warisan Budaya tentulah berdampak bagi hilang atau setidaknya berkurangnya kandungan informasi sejarah Kabupaten Kediri. Semakin banyak yang hilang atau/rusak semakin sedikit jejak-jejak masa lampau yang bisa diketahui oleh generasi sekarang dan mendatang. Oleh karenanya, pelestarian merupakan kata kunci (key word) untuk mempertahankan eksistensinya dalam menghadapi dinamika jaman. Guna itu maka hasil kegiatan pendataan ulang (reinventarisasi) potensi Cagar Budaya yang merupakan warisan budaya bendawi menjadi kekayaan Kabupaten Kediri. Kegiatan Pengabdian Warisan Budaya / Cagar Budaya Kabupaten Kediri Tahun 2016 di wilayah Kediri ini adalah pendataan ulang potensi kepurbakalaan Kabupaten Kediri. Hasil yang akan didapat tentunya dapat digunakan sebagai dasar dalam mengeluarkan rekomendasi tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan ke depan. Hal ini mengingat potensi Cagar Budaya yang cukup baik untuk dapat dikembangkan sebagai objek penelitian budaya. Dengan adanya hasil pengabdian tersebut maka upaya-upaya terkait dengan pelestarian dan pemanfaatan dapat lebih dimaksimalkan lagi dan menambah literatur khususnya bagi mahasiswa Pendidikan sejarah Universitas Nusantara PGRI Kediri khususnya mata kuliah Studi Observasi. Dalam kegiatan penggalian penyelamatan ini dilakukan pengumpulan data selengkap mungkin, sehingga menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. (1) Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait sebelum melakukan reinventarisasi di lapangan. (2) Wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mencari informasi tentang keberadaan objek inventarisasi. (3) Melakukan survei permukaan untuk mengetahui kondisi objek arkeologis. (4) Mendokumentasikan objek data arkeologis guna reinventarisasi. (5) Studi pustaka merupakan upaya mencari data sekunder untuk memperkaya kajian terhadap data primer.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Knebel, J. 1910. Beschrijving van de Hindoe-oudheden in de Afdeling Kediri (Residentie Kediri). Dalam Rapporten van de Commissie in Nederlandsch-indie voor Oudheidkundig Onderzoek of Java en Madura 1908. S-Gravenhage; Martinus Nijhoff & Batavia; Albrecht & Co
Kuswanto. 2008. Laporan Ekskavasi Penyelamatan Situs Babadan di Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Trowulan: BP3 Jawa Timur
Lukito, N.H. dkk. 2014. Laporan Ekskavasi Penyelamatan Struktur Candi Bata Di Desa Tunglur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri. Trowulan: BPCB Jawa Timur
Pitono. 1965. Pararaton. Jakarta: Bhratara
Poerbatjaraka. 1968. Tjeritera Pandji dalam Perbandingan. Zuber Usman dan H.B. Yassin (penerjemah), Jakarta: Gunung Agung
Riana, I. 2009. Kakawin Desa Warnnana uthawi Nagara Krtagama: Masa Keemasan Majapahit. Jakarta: Kompas Media Nusantara
Riyanto, S.2015. Situs Tondowongso, Keruangan, Kronologi, dan Lingkungan. Berita Penelitian Arkeologi No.29. Yogyakarta: BALAR YOGYA
Triharyantoro, E & Waluyo, E, 1990. Laporan Hasil Kegiatan Kepurbakalaan Di Wilayah Kodya/Kabupaten Kediri.Trowulan: SPSP Jawa Timur
http://bumikediri.blogspot.co.id/2015/10/leendert-albert-van-de-ven-renardel-de.html

Additional Files

PlumX Metrics

Published

18-12-2017

How to Cite

Budiono, H., Widiatmoko, S., Budianto, A., & Afandi, Z. (2017). Inventaris Cagar Budaya Kecamatan Badas, Ngampeng Rejo, Ngrogol dan Gurah Kabupaten Kediri. Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara, 1(2), 126–132. https://doi.org/10.29407/ja.v1i2.11742