Pemaknaan Ulang Terhadap Peringatan trage di Nasional 65 Dan Upaya Rekonsiliasi Di Tingkat Daerah

  • Sigit Widiatmoko
  • Alfian Fahmi Awaludin Universitas Nusantara PGRI Kediri
Abstract views: 226 , PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 520

Abstract

Tahun 1965 merupakan periode krusial di Indonesia karena terdapat dua peristiwa penting yang saling berkaitan.Pertama, adalah peristiwa G30S yang mengakibatkan terbunuhnya beberapa tokoh penting angkatan darat,yang kedua peristiwa pembantaian massal terhadap orang-orang yang dianggap terlibat dalam Partai Komunis Indonesia (PKI).Kedua peristiwa ini merupakan puncak dari konflik antar golongan pada masa demokrasi terpimpin.Dalam kajian sejarah peristiwa G30S memunculkan beragam perspektif berkaitan dengan siapa dalang dibalik perstiwa tersebut.Sedangkan khusus peristiwa kedua menimbulkan polemik tak berujung terutama dari pihak keluarga korban mengenai siapa yang bertanggung jawab atas tindakan pembantaian massal.Terlepas dari polemik-polemik yang ada, tragedi 1965 selalu dikenang setiap tahun oleh masyarakat sebagai hari kesaktian pancasila.Disaat peringatan itulah selalu muncul perdebatan nasional dengan tema rekonsiliasi dan rehabilitasi bagi korban peristiwa 1965 yang sampai saat ini belum menemui titik temu.Peringatan tragedi 1965 juga secara tidak langsung membangkitkan memori kolektif masyarakat Indonesia tentang kekejaman komunisme, yang pada akhirnya memunculkan wacana anti komunis dan ketakutan tentang kebangkitan komunisme atau Komunistophobi(trauma terhadap komunis). Tulisan ini akan membahas setidaknya dua hal utama, yakni perdebatan tentang rekonsiliasi dan rehabilitasi korban persitiwa 1965 dan kedua adalah munculnya fenomena Komunistophobi.

PlumX Metrics

Published
2017-11-15
How to Cite
Widiatmoko, S., & Awaludin, A. F. (2017). Pemaknaan Ulang Terhadap Peringatan trage di Nasional 65 Dan Upaya Rekonsiliasi Di Tingkat Daerah. Efektor, 4(2), 49-56. https://doi.org/10.29407/e.v4i2.971