Main Article Content

Abstract

Desa Tegalrejo merupakan salah satu desa penghasil bawang merah di daerah Tulungagung, dengan adanya kelompok tani maka pertanian di desa tersebut terbilang maju dan modern. Suko Tani adalah salah satu nama kelompok tani yang berada di Desa Tegalrejo Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung. Mereka biasa menanam bawang merah di lahan pertanian mereka. Akan tetapi terdapat kendala yang mereka hadapi, salah satunya jika panen raya tiba maka harga bawang merah bisa dipastikan jatuh. Salah satu solusinya adalah mengolahnya menjadi bawang merah goreng, pihak pengabdian menawarkan solusi tersebut dan dibarengi dengan perancangan mesin pengolahan bawang merah yaitu penggorengan bawang merah 3 in 1. Maksud dari 3 in 1 adalah alat tersebut bisa mengupas, mengiris dan menggoreng bawang merah, sehingga petani bawang merah bisa mengolah bawang merah hasil tani mereka menjadi bawang merah goreng, hal ini akan meningkatkan daya jual bawang merah saat panen raya dan meningkatkan taraf perekonomian kelompok tani khususnya dan masyarakat pada umumnya

Keywords

bawang merah pengupas pengiris penggoreng

Article Details

How to Cite
Kuni Nadliroh, Ah. Sulhan Fauzi, Haris Mahmudi, M. Bahrur Rozi, & Krisna Firmanda Apririo. (2021). Optimalisasi Petani Bawang Merah Melalui Alat Pengolah Bawang Merah 3 in 1. Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara, 1(1), 1-6. https://doi.org/10.29407/dimastara.v1i1.16906

References

  1. [1] Sumarni, N dan A. Hidayat. 2005. Budidaya bawang merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Puslitbang Hortikultura.Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian.
  2. [2] Pujiastuti, Yulia. Suwandi. Gunawan, Bambang.”Budidaya Tanaman bawang Merah di Desa Biinaan OPemulutan Ulu”. Jurnal Pengabdian Sriwijaya. Pp. 446-454. 2021
  3. [3] Setyoadji. D. 2016. Asyiknya bercocok tanam sayuran polibag dalam pot dan tabulampot. Araska Publisher. Jakarta.
  4. [4] Yunda MR dan Purnama D. 2012. Frying distillation: sebuah metode baru dalam penangkapan flavor yang terbentuk selama deep frying bawang merah. Teknologi Inovatif Pascapanen Pertanian III. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian.
  5. [5] Yanuarti, A. R, dan Afsari, M. D. 2016. Profil Komoditas Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Komoditas Bawang Merah.Jakarta
  6. [6] Kementerian Pertanian. 2012. Nilai Tambah dari Olahan Bawang Merah. http://widyatan.com/index.php/arsip/artikel/pengolahan-hasil-pertanian/229-irsaptoningsih-mp . Diakses tanggal 20 Juni 2021.
  7. [7] P Ayu Permata sari, dkk. “Proses Pembuatan Pasta Bawang Merah (Allium cepa var.aggregatum) dan Penentuan Umur Simpannya dalam Kemasan Gelas”. Jurnal teknologi Industri Pertanian. Vol 27. No 2. Pp. 200-208. 2017
  8. [8] Pujiastuti, Yulia. Suwandi. Gunawan, Bambang.”Budidaya Tanaman bawang Merah di Desa Biinaan Pemulutan Ulu”. Jurnal Pengabdian Sriwijaya. Pp. 446-454. 2021
  9. [9] Rahmawati, Winda. Novita Dian Dwi. “Introduksi Mesin Perajang dan Peniris pada Pengembangan Usaha Produksi Bawang Goreng KWT”Sejahtra” di Kecamatan Gedog Tataan, Kabupaten Pesawaran”. Sakai Sambayan.Vol 5. No 1.pp. 44-49. 2021
  10. [10] Nugraha S, Resa SA, dan Yulianingsih. 2012. Inovasi teknologi instore drying untuk mempertahan mutu dan nilai tambah bawang merah. Bogor (ID): Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian.