@article{Wewe_2017, title={Problem Posing Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Dengan Problem Posing Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Golewa Tahun Ajaran 2016/2017: Kemampuan berpikir Kritis: Model Pembelajaran Problem Posisng}, volume={3}, url={https://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/matematika/article/view/773}, DOI={10.29407/jmen.v3i1.773}, abstractNote={<p>Penelitian berawal dari rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam pelajaran matematika pada siswa kelas VIII SMPN 4 Kecamatan Golewa tahun pelajaran 2016/2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui penerapan model pembelaajran <em>Problem Posing</em>. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas menggunakan desain Kemmis dan Taggart yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa/I kelas VIII SMPN 4 Golewa yang berjumlah 31 orang, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Teknik pengumpulan data menggunakan : &nbsp;1)metode observasi, 2) wawancara, 3) catatan lapangan, 4) tes, 5) dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas : 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) penarikan kesimpulan. &nbsp;Untuk pengecekan derajat kepercayaan data, penelitian ini menggunakan triangulasi sumber peneliti yang lain, yaitu kepala sekolah, guru matematika dan siswa. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika dari indikator siswa mampu memberikan penjelasan sederhana terkait soal yang diberikan adalah sebagai berikut: pada prasiklus&nbsp; dapat menjelaskan ada 9 orang atau&nbsp; 29,03%, dan tidak dapat menjelaskan 22 orang atau 70, 93%, meningkat pada siklus I yaitu 16 orang (51, 61%)&nbsp; dapat menejelaskan dan 15 orang ( 49,39%) tidak dapat menjelaskan, dan paad sikus II ada 26 orang( 83,87%) dapat menejlaskan dengan baik dan 5 orang ( 26,23%) tidak dapat menjelaskan. Dari indicator membuat kesimpulan pada kegiatan prasiklus 5&nbsp; orang atau 26,23% dapat membuat kesimpulan dengan baik, 26 orang (83,87%) tidak dapat membuat kesimpulan dengan baik, meningkat pada siklus I 14 orang (45,16%), dapat membuat kesimpulan dan 17 orang (54,84%) tidak dapat membuat kesimpulan dan meningkat lagi pada siklus II 24 orang 77,41% dapat membuat kesimpulan dan 7 orang atau 22,59% tidak dapat membuat kesimpulan dengan baik.</p&gt;}, number={1}, journal={Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika}, author={Wewe, Melkior}, year={2017}, month={Jun.} }